Patung Dewaruci yang mengambil ide cerita pewayangan saat Bhima bertemu dengan guru sejatinya, Dewaruci (dalam budaya Bali lebih dikenal dengan nama Acyntia = Tuhan yang bersemayan dalam diri).
Bima dalam cerita pewayangan disosokkan sebagai seseorang yang berbadan tegap, berkarakter lugas, egaliter, dan setia. Salah satu keluarga Pendawa ini sangat hormat kepada gurunya. Saat dia diperintah Dorna untuk mencari air hidup (tirta amerta) di samudera yang ganas, Bima tak sedikitpun merasa gentar. Dikisahkan, dia kemudian harus menghadapi Naga Nembur Nawa, si penjaga samudera. Di saat Bima hampir tengelam tiba-tiba muncul anak kecil yang menyerupai Bima. Dialah Dewa Ruci, mimesis Bima. Pesan moral dari cerita Dewa Ruci adalah siapa mengenal dirinya akan mengenal Tuhan-nya.

Patung ini dibuat pada tahun 1996
Terletak di persimpangan yang menghubungkan wilayah Kuta, Sanur, Nusa Dua dan Denpasar, tepatnya di muka Duty Free Shop ~ yang juga merupakan titik/pusat wilayah Kuta baik dihitung secara Sekala maupun Niskala.



Patung Dewaruci ini dibuat I Wayan Winten, pematung asal Teges Peliatan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.