Cari Artikel Disini

Lentera : Nilai Dari Selembar Uang Kertas

IkadaNews - Uang tetaplah uang, dan Anda tetaplah Anda.

Keluarga besar Kwang sedang diselimuti awan kelabu. Salah seorang putra mereka baru kembali dari luar negeri dengan kabar yang menyedihkan. Setelah sekian lama berjuang hidup di negeri orang, kabarnya si anak telah berhasil membangun usaha. Namun kesuksesan ini tidak berlangsung lama karena seorang rekan menipunya habis-habisan sampai tidak ada lagi yang tersisa untuk melanjutkan hidup di sana. Dengan bantuan keluarga, anak ini berhasil pulang ke Indonesia.

Semenjak itu, seakan sebagian dirinya telah hilang. Ayah dan saudara-saudaranya mengajak si anak untuk kembali bekerja dan membangun usaha di kota tempat mereka tinggal, namun si anak bergeming. Tidak ada lagi kepercayaan dalam dirinya, hari-hari dilewatkan hanya dengan menjaga toko milik sang Ayah.

Dalam keluarga mereka, ada tradisi bagi-bagi uang di setiap acara keluarga yang tentu dinantikan oleh setiap anggota keluarga. Prihatin dengan kondisi salah satu anaknya yang tidak kunjung bersemangat, sang Ayah menemukan ide.

Selembar uang seratus ribu ditunjukkan kepada anggota keluarga yang sedang berkumpul di ruang tengah.

"Siapa yang mau uang ini?", tanya Ayah. Setiap orang berseru dan mengangkat tangan, kecuali si anak. Dia hanya tersenyum.

Kemudian sang Ayah meremas uang tersebut hingga berupa gumpalan tak berbentuk, dan bertanya,

"Jika begini, siapa yang masih menginginkannya?". Sejumlah orang masih berseru-seru menginginkan uang tersebut.

Masih tidak juga hendak memberikan, Ayah membuka kembali remasan uang itu, melemparnya ke lantai dan menginjak-injak uang tersebut hingga kotor, kemudian menanyakan hal yang sama. Orang-orang dalam ruangan tersebut masih mengangkat tangan.

Si Ayah tersenyum bijak dan bertutur, walaupun diremas dan diinjak-injak, uang tetaplah uang. Orang masih menginginkannya karena nilai uang tersebut tidak berubah. Kotor dan kusut, namun tidak mengurangi nominal uang tersebut, yaitu seratus ribu.

Sama halnya dengan manusia, berbagai kepahitan hidup, kegagalan, kekecewaan adalah seperti remasan dan injakan pada uang. Namun manusia tetaplah manusia yang berakhlak mulia, pengalaman menyedihkan dalam hidup tidak mengurangi nilai kita sebagai ciptaan Allah. Gagal, hancur, kecewa, terhina, Anda tetaplah manusia yang berharga bagi orang-orang yang menyayangi Anda.

Ayah tersebut memandang anaknya dengan tulus,

"Mungkin kamu melihat dirimu sebagai sosok yang gagal dan bodoh, namun di mata kami dan semua orang yang mengenalmu di sini, kamu tetaplah anak pandai dan percaya diri tak peduli sekeras apa pun kegagalan berusaha mengubah dirimu. Jangan menyerah!"
Sumber

ARTIKEL TERBARU

0 Response to "Lentera : Nilai Dari Selembar Uang Kertas"

Posting Komentar

::: TErima KAsih Anda Telah Memberi Komentar :::