Cari Artikel Disini

Kisah tragis putri orang terkaya di indonesia 'Oei hui lan'

Judul            : Kisah Tragis Oei Hui Lan,
Putri Orang terkaya di Indonesia
Pengarang        : Agnes Davonar
Halaman          : 308 halaman
Penerbit         : Inti Book
Tempat Terbit    : Jakarta
Tahun            : 2009
.. Hal pertama yang harus saya lakukan adalah menjadi orang yang memiliki derajat tinggi di antara siapapun. Pakaian mewah dan perhiasan mewah menjadi teman setia saya…
Oei Hui Lan dilahirkan sebagai gadis kaya raya dari orang tua yang sukses membangun bisnis gula. Hidupnya yang selalu dilingkupi dengan kekayaan dapat dilihat dari rumahnya yang bagai istana dan ayahnya yang begitu menyayanginya hingga apapun yang diinginkan oleh Oei Hui Lan pasti dapat dituruti.
Ketika menginjak usia yang dewasa, Oei Hui Lan menikah sengan seorang diplomat berbakat asal China, Wellington Koo. Karena kemampuannya menguasai empat bahasa, ibunya yang ambisius dan disertai dengan kekayaan dan statusnya sebagai istri pejabat tinggi China, tidak aneh jika akhirnya Oei Hui Lan mampu melebarkan pergaulannya hingga ke kalangan jet-set Eropa yang setara dengan keluarga kerajaan. Dari sini, siapapun dapat melihat bahwa kehidupan Oei Hui Lan begitu bahagia.
Seperti pepatah China, tidak ada pesta yang abadi selamanya
Sayangnya, segala yang terlihat tidak selamanya sesuai dengan kenyataanya. Oei Hui Lan ternyata tidak bahagia seperti yang kebanyakan orang lain perkirakan. Kekayaan, jabatan, pergaulan elit, ternyata tidak pernah membeli kebahagiaan. Berbagai intrik kehidupan seperti konflik perebutan harta, iri dan dengki, hingga perselingkuhan mewarnai kehidupan Oei Hui Lan. Ibu yang melahirkannya ternyata tidak mencintai ayahnya, lalu ditambah dengan kenyataan jika ayahnya sendiri memiliki belasan gundik yang membuatnya tidak menjadi satu-satunya anak keluarga kaya Oei Tiong Ham. Masalah kian berat ketika akhirnya sang ayah tiba-tiba meninggal serta meninggalkan warisan yang melimpah. Di sini, sikap iri di antara sesama keluarga mulai terasa. Semuanya saling beradu dendam demi memperebutkan harta melimpah milik sang ayah.
 Oei Hui Lan, saat berstatus sebagai istri dari Wellington Koo

Di masa akhir hidupnya, Oei Hui Lan menyadari kalau dirinya tidak pernah merasa bahagia. Satu hal yang ia sadari di akhir ialah kenyataan bahwa kekayaan tak dapat membeli kebahagiaan. Sedikit demi sedikit, kekayaannya berkurang akibat kondisi dunia yang belum stabil serta ketidakmampuannya mengelola uang lebih baik dari ayahnya. Meski diberi usia yang panjang, satu per satu keluarga yang disayanginya pergi meninggalkannya. Namun, di masa akhirnya itulah akhirnya Oei Hui Lan, atau Hui Lan Koo, setidaknya akhirnya menemukan kunci kebahagiaannya
Berkenalan dengan kaum ningrat dan orang-orang berduit tidaklah penting, otak dan kepribadian lebih penting. Kita bisa menderita akibat haus kekuasaan tetapi kita bisa mendapat kesenangan dari sikap hormat, kesederhanaan, dan sifat lurus. Kita harus menghargai orang-orang lain dan hidup ini. Seperti kata ibu saya, kita harus puas dengan apa yang kita miliki.
Buku ini adalah sebuah buku biografi yang menarik untuk dibaca. Saya benar-benar menyadari bahwa kekayaan memang tidak pernah bisa memberikan kebahagiaan. Jika ada yang pernah mengaku bahagia, tentu saja mereka salah jika mengatakannya seolah-olah semuanya dicapai karena harta. Kunci kebahagiaan berasal dari hati yang puas karena sebuah kesederhanaan.
Sebelum menulis resensi ini, saya sempat membaca cuplikan artikel yang ditulis oleh Tino Saroengallo bahwa ada beberapa sikap yang menunjukkan bahwa Oei Tiong Ham dan keluarganya, masih patuh terhadap ajaran kelas masyarakat Konfusianisme di mana pejabat pemerintah dan kaum terpelajar merupakan derajat tertinggi sedangkan pedagang merupakan derajat terendah. Terlepas dari kekayaan yang mereka miliki, mereka masih melihat kalangan pejabat pemerintahan sebagai strata yang lebih tinggi.
Selain itu, membaca buku ini pun saya menjadi diingatkan kembali akan kegigihan bangsa China dalam berusaha menacapai apa yang dicita-citakan. Membaca sedikit mengenai masa lalu Oei Tiong Ham—ayah dai Oei Hui lan misalnya, menajarkan pada saya tentang kerja keras, ketelitian mengamat, serta keuletan dalam bekerja. Pun membaca buku ini mengajarkan pada saya tentang bahaya dari harta yang terlalu melimpah. Bahaya akan minimnya ketulusan mencintai akibat harta yang terlalu berisiko untuk direbutkan. Akhirnya, dengan membaca buku ini saya tidak hanya diajarkan untuk selalu berjuang keras hingga batas akhir, namun juga diajarkan untuk berfikir bagaimana agar harta yang saya miliki tidak sampai menjadi sebuah petaka.



ARTIKEL TERBARU

0 Response to "Kisah tragis putri orang terkaya di indonesia 'Oei hui lan'"

Posting Komentar

::: TErima KAsih Anda Telah Memberi Komentar :::